Rabu, 10 November 2010

Langit Musim Semi

Saat dedaunan hijau, tertatih mengubah parasnya menjadi coklat keemasan. Burung-burung di pucuk ranting tetap singgah dengan riang. Terpaku aku, tepat di bawah ranting nan indah terkena sinar matahari sore saat ini.
Mengingat senyum, rasa ingin tahu dan perhatiannya. Memanggil nama ku dengan lantunan dari hati. Membuat mata hati ku bergetar.. ketika daun musim semi mengalihkan lamunan ku. Air mata yang menetespun tehenti sesaat.
Serasa tersayat-sayat, perih..
Mengapa musim semi tak kembali ??
Atau kah langit saat ini t'lah berubah ??
Tersedak. Mengiringi kesedihan yang lambat laun makin mengeras, membuat hati semakin dingin.
Aku menangis..
Tersadar melihat bayangan cermin-ku, sungai yang menjadi saksi keindahan musim semi yang lalu.
Bahwa aku terdiam duduk tepat di kursi ini, tanpa sosok 'musim semi'.
Sepi..
Hampa..
Aku tahu mungkin aku munafik.
Tak sanggup berpisah dari dia yang t'lah membawa keindahan & kesejukan di musim semi.

Namun..
Mengapa, kesetiaan ku menunggu di sini ? Bagai tak ternilai untuk seseorang di sana..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar