Jumat, 18 Mei 2012

who am i ?

Merasa lelah akan kehidupan, letih, hingga semua terasa hambar untuk dilakukan. Tulang-tulang pada tubuh ini pun serasa lepas dari pengaitnya, aku tak tahu ada dimana sisa-sisa tulang yang memopang tubuh ku ini. Ya, aku merasa sedang tidak enak badan. Posisi berdiri serasa terputar-putar sebanyak 90 derajat. Pusing, panas, hidung ini terasa panas, hingga air mata ini keluar dengan derasnya. Tanpa ku tahu apa penyebab aku menangis.

Diatas ranjang berseprei love pink ini, aku berbaring, memikirkan siapa aku ini, untuk apa aku, bergunakah aku, atau aku hanya bunga yang selalu merepotkan orang lain ?? Apa aku ini bunga yang menjadi benalu ?? Siapa aku, tolong beritahu aku jawabannya segera (ʃ˘̩̩_˘̩̩ƪ)

Ketika tubuh ini merasa sakit, betapa bersyukurnya kalian yang diberi kesehatan. Namun, saat ini bukan hanya raga ini yang pilu, namun hati juga sedang merasa sendu. Aku mengingatnya lagi. Semua tentang kehidupan kelam itu. Aku menangis. Tuhan, bantu aku untuk sebentar lagi untuk ingat akan kenangan itu, ini semua adalah takdir, dimana aku merasa wanita paling bersedih hati saat ini. Aku sangat bersedih. Aku ini siapa sebenarnya ? Mengapa aku begitu perih melihat keadaan ku sekarang.

Dalam hidup banyak sekali masalah yang mendera-dera, memaksa masuk kedalam selipan tembok takdir ini ya Tuhan. Ada beberapa rasa kesanggupan, namun lainnya berteriak untuk menyerah. Tolong pastikan aku adalah peMENANGnya ya rabb, aku bisa berdiri sendiri tanpa cinta yang bersyarat, aku mampu untuk membereskan semua keluh ku sendiri, niscaya dibalik senyum ini aku menyimpan ribuan pilu yang tak kan dapat terhapus dengan air mata saja ..

Ku tunggu jawaban ini semua : ) 

Rabu, 16 Mei 2012

eksotisme dunia kampus


Gimana kabarnya mahasiswa tingkat akhir ??
Rasanya seru yaa, kayak pertama kali naik halilintar, posisi sekarang sih, masih takut buat naiik. Semangat dong buat niatin diri untuk berani, iya ga temen-temen ?? Berani menghadapi kenyataan, gimana proses dengan dosen pembimbing. Ibaratnya mereka penjaga di pintu masuk mau naik halilintar, lohh !!

Okay, i'll be fine. Lirik ke masalah penelitian yuuk. Kesana-kemari mencari apa itu masalah, terutama dalam Teknologi Kinerja, kita kan meneliti bidang SDM, jadi ga bisa sembarangan asal meneliti aja, harus analisa kebutuhan, biasa disebut 'need assessment'. Sedari kemarin aku melakukan itu, sendirian kesana-kemarinyaahh, huhuh, tetap semangat dong delvi, cause i must give the best for my parents.

Dalam menghadapi itu semua, ada sisi eksotis di dunia sihir skirpsi sweet, waktu kebersamaan bersama teman-teman sebaya jadi lebih banyak lohh, jadi lebih sering ke Perpus bareng, hingga suatu ketika penjaga perpus keheranan, kami angkatan 2008 baru membuat kartu Perpus ditahun 2012, lucu atau memang mahasiswa teladan yang sanggup membeli buku, hihi :p

move-ON

Haii masa lalu ..
Aku disini baik-baik saja.
Aku sudah lama terlepas dari ribuan dendam dan kebencian yang menyelimuti.
Aku juga sudah bisa bernafas lega, aku bisa berdiri tegap sekarang.

Bagaimana dengan dirimu ?
Melangkahlah, lupakan kisah lama tentang kita.
Aku tidak melupakan dirimu, karena kita adalah manusia, namun aku menghapus semua memmori tentang kita.
Hapuslah pula aku dalam ingatan mu.

Ingat, hari mu lebih berharga, jangan kau sia-siakan lagi untuk menyakiti wanita.
Cukup aku saja yang merasa tersakiti.
Bukalah mata hati mu, terimalah orang lain disisi mu, jangan mengusik kehidupan masa depan kita masing-masing.

Inilah Takdir Illahi ..
Bukan ingin kita.
Usahlah kau bersedih duhai masa lalu.
Aku menjadi dewasa karena diri mu, terima kasih ya :)

Satu hal lagi, buanglah jauh-jauh sifat kemunafikan mu itu, tibanlah dengan rasa ikhlas.
Aku, kamu, kita bukan yang terbaik untuk dapat bersatu.
Kelak, kita akan mengerti mengapa kita terpisahkan.
Carilah yang terbaik, tersenyumlah. !!

CERIA



Canda -
Ketika ku rasa sebuah canda, dapat menjadi lampu penerangan, yaa seperti Enstein yang mampu menciptakan sesuatu yang baru, begitupula dengan hati yang penuh canda, mampu menerangi bak bohlam dikala hati sedang murung.

Eksotis -
Aku rasa keseksian itu timbul dari tatapannya ketika melihat mataku, seseorang pernah mengatakan "aku suka matamu, natural". Dia sangat menyukai mata ku, aneh yaa, sepertinya mata ini biasa saja, yaa begitulah cinta, matapun bisa jadi sesuatu yang dirindukan kaum adam lohh.

Rindu -
Yuup, sebuah rasa yang tidak bisa di otak-atik keberadaannya. Rindu muncul seperti sihir. Terkadang memantrai orang hingga menangis, tersedu, bahkan serasa waktu menjadi sebuah penantian panjang.

Ironis -
Hidup itu seperti warna-warni pelangi. Aku pernah menangis hingga pagi datang, pernah juga tertawa hingga tak tahu arah karena jalan ini ditutup seribu angan tentang mu. Bahkan, ketika hidup ku di uji, aku sangat ingin merekam semua memori isi dihati, namun apa daya, hati hanyalah aku yang tahu.

Asmara -
Sebuah perasaan suka. Saling memuji, bahkan saling mengomentari. Disaat dua insan dipertemukan dalam satu waktu, membagi segelintir aksara, menyerupai benang-benang asmara. Hati terasa penuh dengan kegembiraan yang riuh 


Jumat, 11 Mei 2012

Bunga Terompet

Photo ini diambil saat menunggu sang pangeran shlat dzhur. Bunga Terompet ini tumbuh dengan segarnya, meskipun ia tumbuh sendirian, ga ada temennya, bunga ini tetap keliatan cantik lohh !
Bunga ini warnanya kuning muda, bagus banget, mirip payung, meneduhkan kalau kita melihatnya, mau di petik, kasian aah dia cuma sendiri di batangnya, biarkan ia memancarkan sinar keindahannya :))

Bunga Terompet : Diva Photograph 


Kamis, 10 Mei 2012

Diva Colps Design: Weddings Photo

Diva Colps Design: Weddings Photo: Hello guys, i have examples of wedding photo, look at this :) my cousin's wedding brother imah's wedding photo collage ...

Diva Printing

Heii ladies ..
Cekidot on  http://divacolpsdesign.blogspot.com/p/price-list-diva-printing.html
This is my bussines bloging :))

Betapa bahagianya hati ini ketika aku rasa bisa mencari uang sendiri, membuka sebuah peluang pekerjaan untuk orang lain. Semangaatt !! 

Rabu, 09 Mei 2012

Beautiful Roses

malam ladies ..
pasti kalian semua suka bunga kan ??
terutama bunga mawar, entah itu sebuah perasaan bahagia ketika melihat warna-warni kebesaran Allah SWT menciptakan bunga, dengan kelopaknya yang halus dan lembut itu, seolah semua wanita pasti menyukai bunga, apalagi bila dirinya disebut bunga dengan seseorang yang ia cintai, hihi .


bunga mawar di atas diambil sama makibau, hihi, fotogenic kan mawar, siaapaa dulu tutor fotografernya .
emm, aku juga foto dikebun mawar, cekidot !! 


mari tunjukkan ekspersi mu dengan rose ini ladies :))
i love roses .. 


Beautiful Moment ♥

how was your day wonderful time togetherin love ??

for me ..
when boyfriend pick flowers for me, and tied the flowers into a proof of love 

i really liked the roses
this photo was taken by someone whp gave me a rose on 9th May 2012 in Big Mountain Pangrango
thank you my love 

Minggu, 06 Mei 2012

Manfaat Penting dari Melamun



oleh: John Tierney, 2010 New York Times Syndicate
Dikutip langsung dari majalah “Media Kawasan: Pondok Indah dan Sekitarnya”, Desember 2010

Pada masa lalu, melamun seringkali dianggap sebagai sebuah kegagalan dari disiplin mental, atau bahkan lebih buruk lagi, Freud menyebutnya kekanak-kanakan dan neurotik. Buku-buku teks psikologi memperingatkan bahwa melamun bias menjurus ke psikosis. Para ilmuwan persarafan mengeluh bahwa letupan aktivitas pikiran yang tertangkap saat scan otak terus mengganggu kajian merka terhadap fungsi-fungsi mental.

Tetapi sekarang para periset justru menganalisa letupan pikiran itu dan menemukan bahwa melamun itu sangatlah umum dan seringkali sangat bermanfaat. Pikiran yang mengembara kemana-mana dapat melindungi dari bahaya dan menjaga untuk tetap berada di jalan menuju tujuan jangka panjang. Kadang-kadang melamun tidak produktif, tetapi kadang-kadang mendorong kreativitas dan membantu menyelesaikan masalah.

Pertimbangkan, misalnya, ketiga kata ini: mata, lampu, keranjang. Dapatkah Anda memikirkan kata lain yang berkaitan dengan ketiganya? Bila tidak, jangan kuatir. Pada saat kita kembali untuk membahas makna ilmiah dari teka-teki ini, jawaban mungkin akan muncul  bagi Anda, melalui “efek inkubasi”, ketika pikiran Anda sedang melayang jauh dari teks artikel ini – dan ya, mungkin pikiran Anda akan mengembara, terlepas dari seberapa hebatnya tulisan dalam artikel ini.
Seperti yang dirumuskan oleh psikolog, pikiran yang mengembara adalah subkategori dari melamun, merupakan istilah yang sangat luas untuk semua pikiran dan khayalan, termasuk saat-saat yang sengaja Anda sisihkan untuk membayangkan diri memenangkan lotere atau menerima hadiah Nobel. Tetapi ketika Anda sedang mencoba menyelesaikan suatu tugas lalu jatuh ke dalam “pikiran-pikiran yang tidak berkaitan dengan tugas”, maka itu adalah pikiran yang mengembara.

Menurut perkiraan para psikolog, yang telah menginterupsi orang di sepanjang hari untuk menanyakan apa yang sedang mereka pikirkan, ternyata selama saat-saat bangun, pikiran orang mengembara sebanyak 30 persen. Menurut dua periset terkemuka, Jonathan Schooler dan Jonathan Smallwood dari University of California, ketika Anda mengemudi mobil di jalan tol yang lurus dan sepi, mungkin pikiran Anda mengembara di 75 persen waktu.

“Orang menganggap pikiran yang mengembara adalah hal yang buruk, tetapi jika kita tidak bisa melakukannya selama suatu tugas rutin, hidup bisa sangat membosankan,” kata Smallwood.

“Ketika pikiran seseorang dipenuhi dengan satu tugas, sistem ini menjaga agar agenda yang lebih besar dari orang itu tetap segar di dalam pikirannya,” tulis Eric Klinger, seorang psikolog pada University of Minnesota dalam “Handbook of Imagination and Mental Simulation.” Jadi ia berfungsi seperti sebuah mekanisme pengingat, dan dengan demikian meningkatkan kemungkinan bahwa upaya pencapaian tujuan utama akan tetap utuh dan tidak tenggelam dalam kesibukan mengejar banyak tujuan lain;

Tentu saja seringkali sulit untuk mengetahui agenda mana yang secara evolusioner paling adaptif di satu saat tertentu. Misalnya, jika selama kuliah seorang mahasiswa memperhatikan rekan wanita yang duduk di dekatnya; apakah otak akan terlewat menangkap pengetahuan yang penting karena sedang mengerjakan agenda yang lebih penting dalam menemukan pasangan? Ini tergantung pada kuliahnya.

Namun begitu, ketika orang duduk selama setengah jam tanpa tujuan tertentu kecuali membaca novel dan melapor manakala pikirannya mengembara, biasanya mereka melaporkan suatu kejadian. Itupun kejadian yang mereka sadari, karena otak mereka yang sedang mengembara itu sedang berada dalam tingkat kesadaran meta, seperti yang disebut oleh Schooler.

Schooler dan periset lain juga telah mempelajari banyak kejadian lain ketika subyek penelitian tidak menyadari bahwa pikiran mereka sedang mengembara, kondisi yang dalam literatur psikologis disebut “zoning out”.

Ketika secara acak para peneliti menginterupsi subyek yang sedang membaca novel untuk menanyakan apakah pada saat itu pikiran mereka sedang berada pada naskah tulisan, sekitar 10 persen dari mereka menjawab bahwa pikiran mereka berada di tempat lain – tetapi mereka tidak menyadari bahwa pikiran mereka sedang mengembara sampai mereka ditanyai.

Sebenarnya ke manakah pikiran itu pergi? Dengan pemindai otak, para ilmuwan saraf mengenali suatu jaringan kerja yang orisinal dan otomatis atau “default network” yang aktif ketika pikiran orang bebas mengembara. Ketika orang melakukan suatu tugas, jaringan kerja pelaksana otak menjadi aktif untuk mengeluarkan perintah-perintah, dan default network seringkali terhenti.

Tetapi selama episode pikiran mengembara, kedua jaringan kerja ini sama-sama aktif, kata kajian yang dipimpin oleh Kalina Christoff dari University of British Columbia. Masih diperdebatkan mengapa kedua jarangan ini aktif bersamaan. Salah satu teori mengatakan bahwa jaringan kerja pelaksana bekerja untuk mengendalikan pikiran-pikiran yang melenceng dan mengembalikan pikiran kepada tugas.

Aliran psikolog lain, berteori bahwa kedua jaringan kerja bekerja untuk agenda-agenda di luar tugas yang ada. Teori ini dapat membantu menjelaskan mengapa kajian-kajian menemukan bahwa orang-orang yang rentan mengalami pikiran yang mengembara juga mendapat nilai yang lebih tinggi pada uji kreativitas, seperti teka-teki asosiasi kata yang telah disebut sebelum ini. Mungkin, dengan mengaktifkan kedua jaringan kerja, orang-orang ini lebih bisa menyadari bahwa kata yang berkaitan dengan mata, lampu dan keranjang adalah bola, yaitu dalam bola mata, bola lampu, dan bola keranjang.

Untuk mendorong proses kreatif ini, kata Schooler, akan membantu jika Anda pergi jalan kaki, lari-lari kecil, merajut atau hanya duduk mencoret-coret kertas, karena tugas-tugas yang relatif tidak menuntut ini kelihatannya membebaskan pikiran untuk mengembara secara produktif. Tentu Anda juga ingin mengalami saat-saat Eureka.

“Untuk kreativitas, pikiran Anda perlu mengembara,” kata Schooler, “tetapi saat pikiran Anda sedang mengembara. Anda harus dapat menangkap ide ketika ia muncul. Jika Archimedes mendapat jalan keluar  di bak mandi tetapi ia tidak menyadari bahwa ia sedang mendapatkan ide, maka  tidak akan ada gunanya.”



Budaya Coaching




Mengapa coaching itu penting ?
Dari berbagai studi terungkap bahwa sebenarnya karyawan itu menyukai kegiatan semacam training, seminar, workshop, dan semisalnya. Apalagi jika misalnya kegiatan semacam itu diadakan di luar kantor, katakanlah seperti di puncak, di hotel, di luar kota atau di luar negeri. Alasannya tentu bermacam-macam. Mungkin ada yang karena ingin menambah pengetahuan, meningkatkan keahlian, mendapatkan sertifikasi keahlian, memperluas jaringan, ingin mendapat kawan baru, ingin berlibur, atau hanya karena ingin menikmati budget pengembangan SDM yang sudah disediakan organisasi.
Selain itu, secara manusiawi pun sebenarnya perusahaan atau pimpinan akan lebih bangga, lebih bahagia dan lebih senang kalau sanggup mengirim anak buahnya ke tempat pelatihan, seminar atau workshop. Mengapa? Normalnya, manusia itu akan lebih bahagia kalau bisa memberi apa yang dibutuhkan orang lain. Apalagi orang lain yang diberi itu adalah orang yang selama ini membantu atau bekerja dengannya.
Cuma, dalam prakteknya hanya sedikit perusahaan atau organisasi yang sanggup mengirim anak buahnya ke tempat pelatihan, seminar atau workshop. Mengapa? Tentu ini sebabnya beragam. Mungkin ada yang disebabkan dananya tipis. Training, seminar atau workshop sekarang ini biayanya gila-gilaan. Apalagi jika diadakan di tenmpat-tempat yang elit. Meski semua mengakui ini penting tetapi prakteknya hanya perusahaan atau organisasi tertentu saja yang mau dan mampu.
Selain karena dana, waktu pun juga menjadi masalah. Untuk sebagian organisasi atau perusahaan, bisa dibilang tidak ada waktu untuk mengirim anak buah ke tempat pelatihan yang memakan waktu lebih dari satu hari. Ini karena pekerjaan di kantor sendiri numpuk sampai ada yang lembur segala. Mengirim anak buah ke tempat semacam itu bisa dianggap pemborosan. Tak hanya soal dana dan waktu, efektivitas training, seminar dan workshop, pun menjadi perhitungan sendiri.
Kalau mencermati berbagai hasil penelitian, ternyata tidak secara otomatis kegiatan training, seminar atau workshop itu bisa efektif bagi organisasi atau perusahaan. Secara hasil, penelitian membaginya menjadi tiga kategori, yaitu: a) positive transfer, b) negative transfer, dan c) poor transfer.
Kita pasti sepakat bahwa meningkatkan skill karyawan (dalam pengertian yang luas) itu penting. Soal caranya bagaimana, ini memang butuh penyesuaian berdasarkan keadaan kita masing-masing. Untuk sebagian kita yang kebetulan belum bisa meningkatkan karyawan dengan mengirim mereka ke pelatihan, seminar atau workshop, cara lain yang perlu kita lakukan adalah membudayakan coaching.
Apakah Coaching itu ?
Coaching adalah pembinaan. Secara teoritis, coaching adalah proses pengarahan yang dilakukan atasan / senior untuk melatih dan memberikan orientasi kepada bawahanya tentang realitas di tempat kerja dan membantu mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal. Kegiatan ini akan sangat tepat diberikan kepada orang baru, orang yang menghadapi pekerjaan baru, orang yang sedang menghadapi masalah prestasi kerja atau orang yang menginginkan pembinaan kerja. Tujuannya adalah untuk memperkuat dan menambah kinerja yang telah berhasil atau memperbaiki kinerja yang bermasalah
Kalau diuraikan dalam kata-kata, manfaat coaching ini  antara lain:
1.      Meningkatkan TC ke DC
Istilah ini saya pinjam dari literatur kompetensi. Di sana dikatakan bahwa TC (thereshold competency) adalah kompetensi dasar yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya tetapi kompetensi ini belum bisa dibilang sebagai keunggulan. Jika seorang sekretaris baru bisa menyalin surat ke komputer, jika seorang operator hanya bisa mengangkat telepon, jika seorang sales baru bisa mengetahui produk dan menelpon orang atau mengirim faksimile penjualan, ini semua adalah TC. Memang itu tugas dasarnya.
Sedangkan DC adalah Differentiating Competencies (DC). DC adalah karakteristik yang dimiliki oleh orang-orang yang berkinerja tinggi (high performer) dan yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang berkinerja rendah (low) atau kurang (poor). Kita bisa ambil contoh misalnya seorang sales yang sudah menguasai keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk memelihara pelanggan yang menghasilkan hubungan kausalitas dengan penjualan. Sales seperti ini bisa dikatakan orang yang berkinerja tinggi dengan kompetensi yang dimiliki.
Persoalan yang kita hadapi adalah, bagaimana meningkatkan TC seseorang menjadi DC? Disinilah coaching berperan. Kalau kita hanya menyerahkan (memasrahkan) urusan ini kepada masing-masing individu, bisa-bisa saja. Cuma saja di sini kerap menimbulkan masalah, sebab tidak semua individu sadar, tidak semua individu tahu, dan tidak semua individu menempuh cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan keahliannya dari TC ke DC. Konon,  98 % dari usaha untuk membangun kompetensi terjadi melalui pekerjaan yang dilakukan
2.      Jalan menemukan 3R
Meski semboyannya SDM itu aset, tetapi prakteknya tidak seluruhnya begitu. Banyak SDM yang belum menjadi aset. Kata orang-orang SDM: “Hanya SDM yang bagus yang menjadi aset usaha”. Bagus ini apa penjelasannya? Penjelasan yang umum bisa kita singkat dengan 3 R: right people, right job and right performance.
Persoalan yang kita hadapi adalah bagaimana menemukan 3R ini? Tentu kita sadar bahwa 3R ini bukan sebuah hasil yang final (one-off). Amat sangat jarang kita bisa langsung menemukan orang yang tepat untuk ditempatkan di pekerjaan yang tepat agar bisa mencapai performansi yang tepat (tinggi).  Yang sering terjadi, 3R ini ini dicapai melalui proses. Jangan kan karwayan, presiden atau menteri atau pejabat negara yang sudah diseleksi sedemikian rupa pun tidak bisa langsung mencapai 3R ini. Bahkan waktu seratus hari pun dikatakan belum valid untuk menilai kinerja presiden dan menterinya.
Karena itu, coaching bisa menjadi salah satu jalan untuk menemukan 3R. Kalau pun 3R ini belum bisa diwujudkan ke tingkat yang ideal, tapi setidak-tidaknya coaching yang kita lakukan akan memperluas wilayah “interkoneksi” antara ‘workforce requirement’ dan ‘workforce capabilities’. Kalau pekerjaan yang ada menuntut  orang yang punya skill berskala 7, sementara skill orang-orang yang ada hanya sampai pada skala 5, ini tentu wilayah interkoneksinya belum nyambung. Supaya nyambung, harus dinaikkan.
3.      Jalan menemukan pemimpin dari dalam
Dulu, praktek bajak-membajak tenaga ahli pernah menjadi isu besar di beberapa media massa . Sekarang pun praktek semacam ini masih kerap dilakukan meski sudah jarang dijadikan berita. Adakah sesuatu yang salah dengan praktek bajak-membajak ini? Secara konsep memang tidak. Cuma dalam prakteknya, tidak semua orang yang kita bajak itu menjadi “berkah”. Ada yang malah menjadi beban. Artinya, meski konsep ini bisa jadi benar di teorinya tetapi untuk mempraktekkannya butuh konteks yang tepat dan alasan yang spesifik.
Kalau melihat hasil studi yang dilakukan Jim Collin, rupanya praktek bajak-membajak ini kurang digemari oleh para pemimpin usaha yang sudah sanggup menggerakkan usahanya dari good ke great. Mereka rupanya punya tradisi untuk mengembangkan seorang pemimpin (senior atau tenaga ahli) dari dalam. Dipikir-pikir, ini memang rasional. Orang dalam yang kita kembangkan, akan memiliki pengetahuan tentang keadaan secara lebih mendalam ketimbang  tenaga baru yang kita bajak.
Nah, kalau melihat ke sini, coaching bisa kita jadikan instrumen atau jalan untuk melahirkan seorang pemimpin dari dalam. Dilihat dari efektivitas dan efisiensinya,  cara ini mungkin lebih menjamin ketimbang membajak tenaga baru yang masih “abu-abu”. Kalau pun orang yang kita coaching itu tidak menjadi pemimpin di tempat kita, tetapi setidak-tidaknya kerjanya sudah lebih bagus.
Hambatan di Lapangan
Apa yang perlu di-coaching-kan? Kalau mengacu pada standar yang umum, yang perlu di-coaching-kan adalah hard skill dan soft skill (istilah lain: soft competency dan hard competency, job skill dan mental skill). Semua karyawan menginginkan skill-nya naik, tapi cara yang mereka inginkan ternyata (yang paling digemari) adalah face-to-face coaching di tempat kerja. 88 % jawaban responden yang diteliti meyakini bahwa memiliki seorang mentor atau coacher di tempat kerja merupakan hal yang penting untuk kemajuan karirnya (CCL, Emerging Leader Research Survey Summary Report, 2003)
Meski sedemikian rupa coaching itu pada hakekatnya dibutuhkan, tetapi prakteknya masih belum banyak yang melakukan. Beberapa hal yang kerap menghambat terlaksananya kegiatan yang mulia ini, misalnya:
  1.  Budaya menghakimi / memarahi
 Kita langsung memarahi karyawan saat melakukan kesalahan. Marah terkadang tidak bisa dihindari tetapi yang kerap kita lupakan adalah apa yang kita lakukan setelah marah. Kalau yang kita lakukan membenci atau menjauhi, tentu akan berbeda efeknya dengan ketika yang kita lakukan setelah itu adalah mendekati dan meng-coach-nya.
  2. Budaya membiarkan
 Kita membiarkan karyawan bekerja sendiri-sendiri karena kita malas atau tidak peduli dengan skill mereka. Membiarkan seperti ini tentu berbeda dengan membiarkan yang punya pengertian memberi kesempatan untuk mandiri dalam menerapkan pengetahuan.
  3. Budaya mengerjakan sendiri
 Kita menangani sebagian besar pekerjaan dan enggan untuk mendelegasikannya kepada yang lain karena kurang percaya
  4. Budaya mengharapkan hasil yang instan
 Kita mengharapkan hasil yang instan dari apa yang kita instruksikan pada mereka.
  5. Budaya arogansi birokrasi
Kita menjaga jarak dengan karyawan untuk melindungi gengsi atau kita enggan turun ke bawah. Umumnya kita, semakin tinggi jabatan atau posisi, justru semakin jauh dari realitas yang bersentuhan langsung dengan manusia dan masalahnya di bawah.
Dan lain lain seterusnya
  Kalau mengacu pada teori pendidikan, meng-coach karyawan itu sebenarnya juga termasuk mendidik. Bicara soal pendidikan ini mungkin ada satu hal yang perlu kita ingat bahwa metode yang kita gunakan dalam mendidik orang itu jauh lebih berperan penting ketimbang materi yang kita sampaikan. Materi yang bagus akan diresponi tidak bagus kalau metode yang kita gunakan tidak cocok dengan keadaan orang yang kita coach.
Beberapa hal yang penting
Untuk sebagian orang, kegiatan meng-coaching ini mungkin sudah menjadi sebuah realitas tetapi belum ada namanya.  Artinya, kegiatan ini sudah dipraktekkan tetapi tidak memakai nama coaching. Sebaliknya juga, mungkin untuk sebagian orang, kegiatan meng-coaching ini hanya sebuah nama tetapi tanpa realitas. Artinya, kita hanya tahu apa itu coaching, manfaatnya apa, tujuannya apa, tetapi tidak pernah kita praktekkan.
Terlepas itu sudah menjadi realitas atau baru sebatas nama, tetapi sebetulnya ada beberapa hal yang penting untuk diingat, yaitu:
1.      Memiliki data yang akurat
Data di sini mungkin tidak harus kita artikan sebagai data dalam pengertian yang formal dan rumit. Data di sini bisa juga kita artikan sebagai catatan pribadi yang berisikan tentang gap antara skill yang dimiliki karyawan  dengan tuntutan pekerjaan. Bisa juga berisi masalah yang dihadapi si karyawan dalam kaitannya dengan kinerjanya. Bisa pula berisi tentang perkembangan si karyawan yang kita coaching itu dari waktu ke waktu. Dengan memiliki apa yang kita sebut data itu, berarti ketika kita hendak meng-coach orang, kita sudah tahu apa yang perlu dan apa yang belum perlu, mana yang perlu ditekankan dan mana yang belum perlu, dan seterusnya.
2.      Menemukan metode yang ”teachable”
Seperti yang saya katakan di muka, bahwa dalam meng-coaching ini memang kita dituntut untuk memerankan diri sebagai pendidik. Hal yang terpenting di sini adalah menggunakan atau menemukan metode mendidik yang dapat membuat orang yang kita didik itu bisa mendidik orang lain dan begitu seterusnya. Dengan begitu, tanpa harus kita yang turun langung, program coaching tetap berjalan di tempat kita. Ini tentu sangat positif. Selain meminterkan orang lain, ini juga bisa membentuk lingkungan yang positif.
3.      Menghidupkan, bukan mematikan
Ini soal cara bagaimana meng-coach orang. Meski kita sudah sama-sama tahu bahwa cara yang bagus adalah menghidupkan semangat orang, tetapi dalam prakteknya belum tentu pengetahuan itu kita gunakan. Ada cara yang menghidupkan tetapi ada cara yang mematikan,  ada cara yang mendorong tetapi ada  cara yang malah menarik. Cara yang kita gunakan terkadang bisa bertentangan dengan niat yang kita maksudkan. Karena itu, meski niat kita baik, namun kalau cara yang kita gunakan itu mematikan, me-looking-down-kan, atau menghinakan, bisa jadi hasilnya bukan malah bagus.  Semoga bermanfaat!!  Sumber : e-psikologi
Oleh: Ubaydillah, AN
Terima kasih ka ubay atas artikelnya ini, kalimatnya sangat mudah untuk dimengerti :) 

Reggards,
Delvi Avriani