Selasa, 19 Juli 2011

01
˚◦°•Ħммм...(―˛―“)... •°◦˚


Haaii ..
Aku datang lagi, aku rindu dengannya, untuk itu aku segera meluncur ke tempat indah ini .
Menyaksikan perputaran kenangan ketika itu, sungguh indah, hangat dan manis .

Aku teringat, kala itu, aku duduk tepat di bawah pohon rindang ini, menenangkan diri bersama hembusan angin sejuk .
Begitu ku rasakan nyaman di sini, hingga beberapa detik kemudian, aku merasakan ..

Ssssiiiiiuuuurrrr º°˚˚˚°º
Hembusan angin yang sangat kencang menerpa dedaunan . 

" Ya Allah ada apa ini ?? "

Itulah kalimat yang aku ucapkan dalam situasi panik seperti itu .
Bagaimana tidak ?
Ketika ku lihat awan di pojok Timur, berwarna begitu hitam pekat, seperti awan mendung yang ingin menumpahkan hujan, benar saja, bukan hanya hujan, hembusan angin membuat ku takut .
Sungguh aku merasakan kebesaran Tuhan ..


'Pppplllsshh" hembusan nafas wanita anggun yang sedang berdiri tegak dengan kedua tangan menutupi wajahnya yang merah merona, karna nuansa musim dingin sangat melekat.

Pepohonan hijau tertutup salju putih yang halus. Kolam Shinobazu saat ini di penuhi dengan burung-burung yang sedang menunggu musim semi. Tanara memejamkan matanya. Berdiri di sisi selatan taman.

Mencoba membuka penglihatan dalam hati yang bisu. Tak bisa berkata apapun, semua terasa mati. Dinginnya udara membuat ku semakin meringis, sendiri di sini. Terkadang hati menangis sedu, terkadang tertawa dalam pilu. Hhhhuussshh ..

Ingin aku berteriak. Beritahu dunia bahwa aku telah membisu, bagai patung tak bernyawa. Kehilangan sosok jiwa yang selama ini menghantui. Tuhan, aku ingin menjadi bisu, agar aku tak menangis :) 

oooooo
Hhemmh, sssrrlllereekk ....

Terdengar suara daun yang sepertinya dilewati seseorang. Tanara segera menoleh ke belakang kursi. Oh my gosh :) senyuman tiba-tiba saja melekat pada pipinya. Danny Jo datang. Ya, sosok laki-laki tampan, gagah, bermata coklat, bulu mata lentik bagai wanita, manis, so Mr.Perfect, hihi ..

Danny Jo segera duduk tepat disamping Tanara, serta menghapus sesak yang terasa. Merangkulkan tangannya pada bahu gadis itu, memberi kehangatan dan ketenangan. Tak rela melihat wanita menangis. Itulah Danny.

"Pakai ini .." Danny Jo memberikan jasnya agar Tanara tidak mati kedinginan.
"Terima kasih .." ucap Tanara dengan mata berbinar penuh makna

Di saat aku sedih, Danny lah yang selalu datang, bagai sirine pemadam kebakaran, ingin melerai api yang merajalela ..
Bak, hati ku yang menangis, Danny menaburkan bunga agar aku tersenyum ..

i ♥ Danny Jo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar